Beberapa Catatan Evaluasi untuk Timnas Indonesia

 

Sebagai penggemar timnas, ada rasa kecewa yang teramat mendalam dengan kekalahan timnas kontra Irak. Kekecewaan ini mungkin tidak hanya terjadi pada saya, tapi mungkin 282 juta jiwa rakyat Indonesia merasakan hal yang sama. Kekalahan kontra Irak, memaksa squad Garuda mengubur mimpi dalam-dalam untuk bisa tampil di gelaran terakbar sepakbola ; Piala dunia. Mimpi ini sudah kadung menggema seantero negeri. Mimpi ini sudah dirapalkan di setiap do'a. Mimpi timnas Indonesia berlaga di Piala dunia.

Perjalanan panjang kualifikasi Piala dunia ini dimulai sejak Oktober 2023. Datang bukan sebagai tim unggulan, timnas Indonesia optimis bisa melampaui kualifikasi Piala dunia sebelumnya. Coach Shin Tae-yong datang layaknya 'utusan Tuhan' untuk memperbaiki permainan squad Garuda. Benar saja, di pertadingan pertama kualifikasi Piala dunia, squad Garuda asuhan Shin Tae-yong melibas Brunei Darussalam 6 gol tanpa balas. Sebuah start yang baik. Sejarah baru baru saja ditulis. Timnas Indonesia kemudian menutup ronde pertama kualifikasi Piala dunia dengan kemenangan. Memasuki Ronde kedua di tahun 2024, Timnas Indonesia mulai tancap gas dengan memenangi dua pertandingan. Sempat tersandung di pertandingan berikutnya, Skuad Garuda lantas bangkit dan menutup Ronde kedua kembali dengan kemenangan.

Memasuki ronde ketiga, timnas Indonesia benar-benar memasuki fase krusial. Indonesia harus satu grup dengan negara-negara langganan Piala dunia. Sebut saja Jepang, Australia hingga Arab Saudi. Selain negara langganan Piala dunia yang disebutkan diatas, Indonesia juga satu grup dengan 2 negara underdog, yakni Bahrain dan China. Di ronde ke 3 ini, timnas dihadapkan dengan drama pemecatan Shin Tae-yong sebagai head coach timnas Indonesia. Pemecatan Shin Tae-yong sebagai head-coach ini menimbulkan keributan. Banyak asumsi beredar dari pecinta timnas. Ada yang menyebutkan motifnya lebih kental politis dan adanya miss komunikasi dengan pemain Naturalisasi soal pemilihan strategi. Dengan hasil 3X seri, 2 kalah dan 1X kemenangan sudah cukup mengantarkan Indonesia ke ronde 4.

Di ronde keempat, Indonesia satu grup dengan negara Timur Tengah, Arab Saudi & Irak. Dua tim yang diatas kertas jauh lebih unggul ketimbang timnas Indonesia. Di ronde keempat, Timnas Indonesia tidak bisa berbuat banyak. Squad Garuda harus mengakui keunggulan Arab Saudi & Irak. Takluk 3-2 dari Arab Saudi dan dipaksa menyerah 1-0 oleh Singa Mesopotamia, Irak. Perjalanan panjang kualifikasi Piala dunia yang amat melelahkan. 3 tahun perjalanan dengan semua drama yang terjadi. dimulai sejak oktober 2023 dengan catatan impresif. Kemudian harus berakhir di tahun 2025 dengan kegagalan.

Sebagai penggemar sepakbola yang memberikan ekspektasi tinggi terhadap timnas setelah sebelum-sebelumnya federasi PSSI selalu terjebak dengan masalah Internal, dengan terjungkalnya timnas menuju Piala dunia, ekspektasi tinggi tadi harus dihempaskan. Ada beberapa catatan yang bisa jadi bahan evaluasi. Pertama, evaluasi pelatih beserta jajarannya. Sewaktu pemecatan shin Tae-yong sebagai pelatih kepala kemudian merekrut Patrick Kluivert alasannya federasi yaitu untuk mempertebal peluang timnas bisa tampil di Piala dunia. Ternyata, mimpi itu masih jauh. Mimpi yang terlalu tinggi untuk bisa dicapai.

Kedua, evaluasi federasi (PSSI). Memecat Erick Thohir sebagai ketua PSSI sepertinya belum menjadi langkah yang tepat. Karena sejauh ini, Erick Thohir lah yang mempunyai pengalaman panjang di dunia sepakbola. Mungkin lebih bijak yang di evaluasi adalah pengurus PSSInya. Tapi kalau misalnya Erick Thohir terbukti memecat Shin Tae-yong dengan motif politis, maka Erick Thohir layak dilengserkan dari kursi ketua PSSI.

Ketiga, evaluasi liga. Sejauh ini daftar susunan pemain yang reguler bermain bersama timnas adalah pemain-pemain naturalasi. Sangat jarang sekali yang berasal dari Liga 1. Kalaupun ada, hanya 1-2 orang. Mayoritas adalah pemain naturalisasi. Harapannya, dengan mengevaluasi liga, pemain lokal bisa jauh lebih kompetitif. Sehingga, kedepannya liga 1 lebih kompetitif dan bisa melahirkan pemain-pemain berkualitas yang bisa bermain di level tertinggi. Bahkan bisa mengantarkan timnas Indonesia berlaga di Piala dunia. Semoga!

*) Muhammad Jundy, Full Time Blogger, penyuka Sepak Bola, tertarik membahas Fenomena Sosial dan Kebijakan Politik.

0 Komentar

Type above and press Enter to search.