Menulis
Sederhana judul tulisan ini, cuma menggunakan satu kata
saja. Memang begitu, saya hanya ingin menggunakan satu kata untuk menggambarkan
betapa mudah memulai untuk menulis, atau membuat sebuah tulisan, dimulai dengan
satu kata saja.
Pada dasarnya, sebagai manusia modern, kita bisa menulis
dengan mudah selama "fungsi indra" kita masih aktif.
Apa yang kita lihat, serta kita dengar. Sudah bisa menjadi
bahan "komat-kamit", sembari jemari kita menari diantara tombol gagdet atau
laptop.
Seperti judul dan tema tulisan ini. Hanya bermula dari obrolan singkat saya dengan salah seorang kawan. Kami membicarakan kegelisahan terhadap kurangnya budaya literasi di kalangan organisasi kami.
Memang betul literasi itu tidak tidak melulu tentang
tulisan, atau seorang yang pandai dalam tulis-menulis. Literasi bisa berbagai
hal.
Tetapi nyatanya, segala hal perbincangan di ruang media
sosial, umumnya dimulai dengan tulisan status, atau cuitan dari seseorang. Karya visual, berupa gambar dan video podcast dan sebagainya, umumnya dimulai dengan pergolakan "cuitan" yang ramai di portal berita atau headline di media tulis koran lokal dan nasional.
Bahkan, karya visual gambar, dan video tanpa kemampuan
menulis dari sesorang, akan menjadi satu karya yang "yatim".
Tidak berlebihan saya labeli "yatim". Karena
tulisan pada dasarnya mempunyai suatu kekuatan "magis" yang tidak
kita sadari.
Melihat Data
Jika melihat data yang dirilis capitalizemytitle.com,
rata-rata orang dewasa biasanya mengetik sekitar 40 kata per menit saat menulis
untuk sebuah tulisan ringan, serta 5 kata per menit untuk esai atau artikel
mendalam.
Seorang yang dewasa dapat menulis tangan dengan kecepatan 20
kata per menit. Sedangkan seorang sarjana biasanya harus mampu menulis dengan
kecepatan 60-70 kata per menit untuk menulis esai dengan cepat.
Menulis 1 halaman bagi seorang dewasa, memakan waktu sekitar
12,5 menit untuk mengetik di keyboard, serta butuh 25 menit untuk
menulis dengan tulisan tangan.
Namun, jika konten perlu menyertakan penelitian mendalam,
tautan, kutipan, atau grafik seperti untuk artikel blog atau esai sekolah
menengah, durasinya dapat bertambah menjadi 1,7 jam, untuk 1 halaman.
Sebuah studi yang dilangsungkan di sebuah universitas di
Amerika Serikat juga mengatakan, dalam sehari, perempuan bisa mengucapkan
sekitar 20 ribu kata per hari, sementara lelaki sekitar 7 ribu kata per hari.
Jika kita lihat berdasarkan gender. Maka,
rata-rata seorang lelaki dewasa berbicara 7 ribu kata per hari (kecuali bisu
dan gagu). Sedang perempuan dewasa dapat berbicara 20 ribu kata perhari.
Autokritik
Data di atas setidaknya membuktikan, bahwa sebenarnya kita
mampu secara alami untuk menulis. Apalagi dengan banyaknya informasi yang kita
terima dari sekitar, atau bahkan dari gadget kita.
Belum lagi jika kita membuka data rata-rata waktu kita dalam
menggunakan media sosial, mulai dari Tiktok, Instagram, Facebook dan
Twitter.
Sangat muda rasanya untuk menghasailkan minimal satu buah
tulisan dalam sehari. Walau ditengah kesibukan kita dalam bekerja.
Saya sering mengatakan, bahwa menulis itu seperti berbicara.
Seperti tulisan ini, sembari berbicara dan menasehati diri sendiri, bahwa
memulai untuk menulis itu sangat mudah.
Yang tidak mudah itu menjaga semangat untuk menulis, seperti senior saya yang lagi konsisten menulis di atas, semoga saya juga konsisten he he he. Allahu a'alam bisshowwab.
*)Refra Elthanimbary, pendiri nestref.com
0 Komentar