Pemuda-Pemuda yang Beriman

 

“Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka dan kami tambahkan kepada mereka itu petunjuk” (Qs. Al Kahfi [18] : 13).

Yang dimaksud dengan “pemuda-pemuda yang beriman” di dalam ayat ini adalah Ashabul Kahfi. Mereka adalah sekolompok pemuda beriman kepada Allah yang hidup pada masa pemerintahan tirani yang memaksa orang menyembah berhala dan meninggalkan keimanan.

Mereka dengan teguh hati memilih untuk menjaga keimanan, mereka menolak kekafiran dan ketidakadilan, sehingga mereka melarikan diri ke dalam gua untuk berlindung dari penguasa yang zalim.

Dalam tafsir, kisah ini sering disebut sebagai contoh keteguhan iman pemuda dalam menghadapi tekanan sosial atau politik, dan juga simbol bahwa Allah akan menolong hamba-Nya yang istiqamah.

Belajar dari Ashabul Kahfi: Keimanan, Keberanian, dan Keyakinan Pemuda Masa Kini

Kisah Ashabul Kahfi sering dianggap sekadar legenda atau cerita religi masa lalu. Padahal, di balik mukjizat tidur panjang mereka, tersimpan pelajaran hidup yang relevan bagi pemuda masa kini dalam keimanan, keberanian, dan keyakinan, terlebih terhadap konteks tekanan sosial dan politik.

Keimanan yang Teguh

Seseorang pemuda jika memiliki keimanan yang teguh di dalam hatinya tidak akan pernah salah arah, karena iman adalah kompas utama hidup seseorang pemuda.

Dalam dunia yang penuh tekanan sosial, tren modern yang mudah menggelincirkan, atau lingkungan yang menekan, mereka akan tetap teguh memilih jalan yang benar.

Sebagai generasi muda, kita bisa belajar untuk memiliki prinsip yang jelas. Jangan takut menjadi pemuda yang berbeda, selama itu berarti setia pada nilai dan keyakinan yang benar.

Karena keimanan bukan hanya soal ritual ibadah, tapi tentang berani menjaga integritas diri dalam segala situasi, budaya sosial dikalangan anak muda yang berubah, opini publik atau tekanan teman sebaya mendorong kita sebaliknya.

Keberanian untuk Berdiri Tegak

Apa yang dicontohkan oleh Ashabul Kahfi untuk berlindung di gua bukan karena mereka pemuda pengecut, melainkan karena keberanian menjaga iman dan nilai-nilai kebaikan.

Keberanian itu tidak selalu glamor atau terlihat heroik di depan media publik. Dalam kehidupan sehari-hari, cukup untuk terlihat sederhana: menolak ikut tren negatif, menolong yang lemah, atau bersuara ketika kebenaran sedang terabaikan.

Bagi pemuda masa kini, harusnya keberanian sejati bukan sekadar aksi besar, tapi konsistensi memilih yang benar, meski sulit, sepi, atau tidak menjadikannya orang yang populer. Inilah bentuk keberanian yang membangun karakter dan integritas bagi diri seorang pemuda.

Percaya pada Pertolongan Tuhan

Ashabul Kahfi juga tidak tahu bagaimana nasib mereka di masa depan, tapi mereka percaya Allah akan membimbing hamba-Nya yang istiqamah. Keyakinan ini memberi mereka ketenangan dan kekuatan menghadapi ketidakpastian.

Untuk itu tekanan dan ujian datang dari banyak sisi. Sebagai pemuda kita harus percaya bahwa pilihan yang baik akan membawa berkah adalah kunci untuk membangun mental yang tangguh, menghadapi dunia nyata, dan tetap konsisten di jalan kebaikan, apapun hambatannya, apapun permaslahan yang kita hadapi.

*)Refra Elthanimbary/nestref.com

0 Komentar

Type above and press Enter to search.